Enumerasi Sel - Metode Menghitung Jumlah Sel Bakteri


Kebanyakan mikroorganisme bertahan hidup dan berkembang biak dengan membentuk koloni. Satu sel terduplikasi menjadi ribuan hingga jutaan sel dengan berbagai mekanisme reproduksi. Contohnya bakteri yang mempu membelah diri tanpa melalui reproduksi seksual. Hanya hitungan jam dapat menggandakan diri menjadi populasi besar.

Cara mengetahui bahwa mikroorganisme melakukan penggandaan diri yaitu dengan melakukan penghitungan jumlah sel / koloni yang dikenal dengan metode enumerasi. Enumerasi adalah teknik perhitungan jumlah mikroorganisme dalam suatu media tanpa melakukan identifikasi jenis mikroba tersebut. Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah sel dari suatu kultur secara kuantitatif. Selain itu, hasil analisis kuantitatif enumerasi dari sampel bahan pangan atau lingkungan sangat penting untuk mengetahui mutu atau kualitasnya (Fardiaz, 1992). 

{tocify} $title={Daftar isi}

A. Definisi Enumerasi Sel

Enumerasi adalah salah satu teknik dalam praktik mikrobiologi yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu media tanpa mengidentifikasi jenis mikroba (bakteri, jamur, yeast). Teknik ini bertujuan untuk menentukan jumlah sel dari suatu kultur bakteri secara kuantitatif (Brooks, Jawetz, Melnick, & Adelberg, 2013).

B. Macam-Macam Metode Enumerasi Sel 

Enumerasi sel bakteri dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu secara langsung maupun tidak langsung.

1. Enumerasi Langsung

Enumerasi langsung berarti menghitung sejumlah sel bakteri secara langsung. Berdasarkan alat yang digunakan, enumerasi secara langsung dibagi menjadi 2 metode, yaitu dengan metode Haemositometer dan spektrofotometer.

a. Metode Haemositometer

Haemositometer adalah alat yang biasanya digunakan untuk menghitung jumlah sel darah merah, namun dalam praktik mikrobiologi juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah sel. Di dalam alat Haemositometer terdapat garis kuadran yang berfungsi untuk mengambil sample sejumlah sel yang tampak saat diamati di bawah mikroskop. Total sel yang dihitung kemudian dikalikan dengan volume chamber dari haemositometer, sehingga akan diketahui konsentrasi sel yang ada dalam sampel.

b. Metode Spektrofotometer 

Spektrofotometer adalah alat yang biasanya digunakan untuk mengukur nilai kekeruhan suatu larutan. Nilai kekeruhan disebut juga dengan nilai absorbansi yang dinyatakan dalam satuan OD (Optical Density) berdasarkan panjang gelombang yang digunakan. Panjang gelombang yang digunakan biasanya adalah sebesar 625 nm. Nilai hasil pengukuran kekeruhan menggunakan alat spektrofotometer dibandingkan dengan standar pengukuruan untuk mendapatkan total sel yang terdapat dalam sampel.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Enumerasi Langsung

Kelebihan enumerasi langsung adalah cepat dan tidak membutuhkan banyak peralatan. Namun kelemahannya adalah memungkinkan mikroorganisme jenis lain yang masuk dalam perhitungan, serta tidak dapat menghitung jumlah bakteri hidup maupun yang sudah mati.

2. Enumerasi Tidak Langsung

Enumerasi tidak langsung sangat berbeda dengan enumerasi secara langsung. Pada enumerasi tidak langsung bakteri yang diasumsikan berada dalam suatu sampel perlu ditumbuhkan terlebih pada suatu media pertumbuhan. Metode enumerasi langsung dibagi menjadi 2 metode, yaitu metode CFU dan MPN.

a. Metode CFU (Colony Forming Unit)

Metode CFU adalah metode menghitung sel mikroorganisme berdasarkan pembentukan koloni pada permukaan medium agar. Metode ini menggunakan dasar asumsi bahwa pembentukan 1 koloni mikroorganisme (bakteri, yeast, jamur) berasal dari 1 sel. Total koloni yang tumbuh pada permukaan medium pertumbuhan dihitung dan dikalikan dengan volume yang digunakan untuk mendapatkan nilai CFU. Metode CFU dibagi menjadi 2, yaitu metode SPC (Standart Plate Count) dan metode TPC (Total Plate Count).

b. Metode MPN Most Probable Number

MPN adalah metode penghitungan sel mikroorganisme berdasarkan nilai kemungkingan dari nilai statistik yang telah ditetapkan. Metode ini menggunakan medium pertumbuhan cair yang telah diberi indikator pewarna untuk menumbuhkan mikroorganisme. Medium pertumbuhan disediakan secara serial dalam tabung-tabung reaksi. Perubahan warna pada medium pertumbuhan digunakan sebagai dasar perhitungan total sel pada suatu sampel. 

c. Kelebihan dan Kekurangan Enumerasi Tidak Langsung

Kelebihan dari metode enumerasi tidak langsung adalah dapat menghitung mikroorganisme hidup yang tumbuh di media, sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan waktu dan peralatan yang banyak.

C. Cara Kerja Metode SPC dan MPN

1. Metode SPC (Standart Plate Count)

SPC merupakan metode enumerasi sel mikroorganisme secara tidak langsung. Metode ini didasari dengan asumsi bahwa 1 sel bakteri hidup akan tumbuh membentuk 1 koloni besar pada permukaan medium pertumbuhan yang sesuai. Cara kerja metode SPC adalah sebagai berikut:
  1. Sampel yang mengandung sel bakteri ditanam pada medium agar secara pour plate (tuang) atau spread plate (sebar).
  2. Medium diinkubasi pada suhu tertentu untuk menumbuhkan koloni mikroorganisme.
  3. Koloni yang tumbuh harus memiliki persyaratan agar perhitungan akurat, diantaranya: tiap satu cawan medium harus mempunyai setidaknya 30-300 koloni tunggal, tidak adanya koloni yang saling bertumpuk dan membentuk ukuran besar (spreader), dan apabila menggunakan pengulangan maka hasil perhitungan adalah rata-rata dari kedua cawan.
  4. Koloni dihitung dengan alat colony counter.
  5. Hasil perhitungan koloni dimasukkan ke dalam rumus perhitungan SPC.
Rumus perhitungan SPC adalah sebagai berikut:
Keterangan:
X   = rata-rata jumlah koloni
Fp = Faktor pengenceran
P   = Volume metode penanaman suspensi bakteri

 

2. Metode MPN (Most Probable Number)

Metode MPN adalah metode menghitung jumlah miikroorganisme berdasarkan data statistika yang pertumbuhan bakteri pada medium cair yang telah dibuat sebelumnya. Metode ini hanya dapat digunakan untuk menghitung bakteri. Cara kerja metode MPN adalah sebagai berikut:
  • Bakteri ditanam dalam medium cair dalam tabung reaksi dengan indikator perubahan warna.
  • Tabung reaksi yang digunakan berjumlah 3 seri (1 seri berisi 3 tabung).
  • Setelah bakteri ditanam dengan volume tertentu, terdapat perubahan warna medium dan terbentuk gelembung udara yang disebut hasil positif. Sedangkan yang tidak mengalami keduanya disebut hasil negatif.
  • Medium berubah warna dari ungu ke kuning yang menunjukkan uji positif, sedangkan uji negatif ditunjukkan dengan warna medium yang tidak berubah atau tetap ungu.
  • Contohnya apabila kita memliki serial tabung uji seperti dibawah ini, dimana seri pertama yang positif uji berjumlah 1 tabung, seri 2 berjumlah 2 tabung dan seri 3 tidak ada yang positif 


  • Nilai uji positif dari serial tabung yang didapat berarti 1 - 2 - 0. Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan tabel ketetapan standar MPN untuk serial 3 tabung, seperti dibawah ini:
  • Sehingga hasil yang diperoleh adalah 11 MPN / gram / ml.
  • MPN sering digunakan untuk menguji kualitas air, baik air yang dikonsumsi (kemasan, sumur, PAM dll) maupun air linkungan (sungai, kolam, kolam ikan dll), yang ditujuka untuk mengetahui ada tidaknya bakteri koliform.
 

D. Sumber & Referensi

  • Brooks, G. F., Jawetz, E., Melnick, J. L., & Adelberg, E. A. (2013). Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology. Climate Change 2013 - The Physical Science Basis (Vol. 53). http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
  • Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia, Jakarta.

0 Response to "Enumerasi Sel - Metode Menghitung Jumlah Sel Bakteri "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel