Prosedur Uji Widal

Uji widal adalah salah satu metode uji serologi yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit demam tifoid. Demam Tifoid disebut juga dengan penyakit tipes yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi (S. typhi). Penyakit ini biasanya ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh tinja dari orang yang terinfeksi.

{tocify} $title={Daftar isi}

A. Prinsip Uji Widal

Uji Widal adalah suatu uji serologi yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap bakteri Salmonella dalam darah manusia. Uji ini dilakukan dengan mengukur reaksi aglutinasi yang terjadi antara bakteri dan antibodi dalam sampel darah yang diambil dari pasien. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Georges-Fernand Widal pada tahun 1896 dan masih menjadi salah satu metode standar untuk diagnosis infeksi Salmonella hingga saat ini.

Seseorang yang sedang terinfeksi bakteri S. thypi di dalam tubuhnya akan direspon dengan pembentukan antibodi yang mengalir bersama sistem peredaran darah. Antibodi terbentuk karena adanya antigen yang mengaktifkan sistem imun tubuh. Antigen bakteri S. thypi terdapat dipermukaan sel seperti pada dinding sel dan flagela.

Darah yang mengandung antibodi terhadap  S. thypi dapat dideteksi dengan mereaksikannya dengan antigen. Apabila terjadi penggumpalan maka dapat dipastikan seseorang sedang mengalami tipes atau demam tifoid. Selain itu uji widal dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keparahan dari infeksi berdasarkan titer antibodi yang sedang diuji.

B. Macam Antigen Salmonella thypii

Antigen O, H, dan Vi pada uji Widal adalah antigen-antigen yang terdapat pada permukaan sel bakteri Salmonella typhi. Antigen O dan H merupakan antigen-antigen flagella yang terdapat pada seluruh bakteri, sedangkan antigen Vi merupakan antigen kapsul yang terdapat pada sebagian besar bakteri Salmonella typhi.

Antigen O dan H digunakan sebagai indikator infeksi akut dan pemulihan pasien dari infeksi Salmonella. Konsentrasi antibodi terhadap antigen O dan H meningkat selama infeksi akut dan mencapai puncaknya pada minggu ke-3 atau ke-4. Setelah infeksi sembuh, konsentrasi antibodi terhadap antigen O dan H menurun secara bertahap.

Antigen Vi, dianggap sebagai faktor virulensi penting pada bakteri Salmonella typhi karena dapat membantu melindungi bakteri dari sistem imun manusia. Konsentrasi antibodi terhadap antigen Vi dapat memberikan petunjuk tentang tingkat kekebalan tubuh pasien terhadap infeksi Salmonella typhi.

C. Posedur Uji Widal

Prosedur uji Widal melibatkan beberapa tahapan sebagai berikut:

  1. Pertama, ambil sampel darah pasien yang diduga sedang terjangkit demam tifoid/tipus menggunakan jarum suntik tanpa zat antikoagulan.
  2. Masukkan sampel darah dalam tabung mikrosentrifus dan tunggu darah hingga menggumpal.
  3. Sampel darah yang telah menggumpal disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk memisahkan serum darah. Serum darah berwarna kuning transparan dan berada dilapisan paling atas.
  4. Ambil masing-masing sebanyak 5 µl, 10 µl, 20 µl, 40 µl dan 80 µl serum darah menggunakan mikropipet dan teteskan diatas masing-masing obyek glas.
  5. Tambahkan satu tetes antigen pada masing-masing serum tadi dan aduk dengan stik pengaduk steril
  6. Goyangkan obyek glas secara melingkar selama 1 menit.
  7. Amati hasil reaksi yang terjadi dengan menggunakan mikroskop.
  8. Hasil positif apabila terjadi aglutinasi sebelum 1 menit yang ditunjukkan dengan perubahan warna serum menjadi gelap.
 
Perbandingan Volume Pengenceran dan Titer Antibodi
  • Volume serum 5 µ = 1:20
  • Volume serum 10 µl = 1:40
  • Volume serum 20 µl = 1:80
  • Volume serum 40 µl = 1:160
  • Volume serum 80 µl = 1:320
 

D. Interpretasi Hasil Uji WIdal

Hasil pemeriksaan test widal dianggap positif mempunyai arti klinis sebagai berikut (Kosasih, 1984)

  • Titer antigen O sampai 1/80 pada awal penyakit berarti suspek demam tifoid, kecuali pasien yang telah mendapat vaksinasi.
  • Titer antigen O diatas 1/160 berarti indikasi kuat terhadap demam tifoid.
  • Titer antigen H sampai 1/40 berarti suspek terhadap demam tifoid kecuali pada pasien yang divaksinasi jauh lebih tinggi.
  • Titer antigen H diatas 1/80 memberi indikasi adanya demam tifoid.

E. Ketentuan Uji Widal

Prosedur uji Widal memerlukan beberapa kontrol positif dan negatif untuk memastikan keakuratan hasilnya. Kontrol positif termasuk serum positif yang sudah diketahui memiliki antibodi terhadap bakteri Salmonella, sedangkan kontrol negatif termasuk serum negatif yang tidak memiliki antibodi. Selain itu, ada pula kontrol prosedur yang melibatkan penggunaan serum pasien yang sudah dikenal hasilnya sebelumnya.

Uji Widal dapat memberikan hasil yang salah jika tidak dilakukan dengan benar. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil uji antara lain: kesalahan teknis dalam pengambilan dan pengolahan sampel darah, kesalahan dalam pengenceran antigen dan serum, atau adanya faktor interferensi seperti antibiotik dalam darah pasien.

F. Sumber & Referensi

  • Cheesbrough, M. (2006). District laboratory practice in tropical countries, part 2. Cambridge University Press.
  • Jawetz E, Melnick L, dan Adelberg A .,1982, Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 16, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, Hal 302.
  • Kosasih E. N., 1984, Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Penerbit Alumni, Bandung, Hal 66.
  • Parry, C. M., Hien, T. T., Dougan, G., White, N. J., & Farrar, J. J. (2002). Typhoid fever. New England Journal of Medicine, 347(22), 1770-1782.
  • Ryan, K. J., & Ray, C. G. (Eds.). (2004). Sherris medical microbiology (4th ed.). McGraw-Hill Medical.
  • Wain, J., & House, D. (2014). The infective causes of diarrhoeal disease. Journal of Infection, 68, S1-S4.
  • World Health Organization. (2015). Laboratory biosafety manual (3rd ed.). World Health Organization.
  • Widal, G. (1896). Une méthode de diagnostic de la fièvre typhoïde. Bulletin de l'Académie de Médecine, 35, 316-319.

0 Response to "Prosedur Uji Widal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel