Macam - Macam Sterilisasi dan Alat yang Digunakan

Mikroorganisme adalah makhluk hidup kecil yang tak kasat mata. Ukurannya yang sangat kecil tidak bisa dilihat hanya dengan penglihatan manusia. Mereka tinggal dan berkembang biak hampir disetiap tempat yang tidak terpikir sebelumnya.

Sepotong roti yang dibiarkan berhari-hari diudara terbuka lama kelamaan akan berubah menjadi kehijauan atau kehitaman. Jika dibiarkan terlalu lama akan tercium bau tak sedap yang menadakan terjadinya proses pembusukan. Hal tersebut terjadi karena adanya aktifitas mikroorganisme, baik dari kelompok jamur atau bakteri yang mengkontaminasi roti.

{tocify} $title={Daftar isi}

A. Definisi dan Prinsip Sterilisasi 

Di dalam laboratorium mikrobiologi yang telah dirancang sedemikian rupa terkadang masih banyak ditemukan mikroorgnanisme kontaminan. Mikroorganisme kontaminan dapat berasal dari udara, meja kerja, lantai, aktifitas manusia, maupun dari peralatan yang digunakan. Untuk menghindari terjadinya kontaminasi perlu dilakukan proses sterilisasi alat dan bahan.

Sterilisasi adalah suatu teknik dalam mikrobiologi yang dilakukan untuk menghilangkan semua bentuk kehidupan yang terdapat pada suatu alat dan bahan sebelum digunakan untuk bekerja. Sterilisasi wajib hukumnya dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan. 

Sterilisasi sendiri memiliki beberapa prinsip berdasarkan alat-alat yang digunakan. Misalnya prinsip pemanasan, radiasi sinar uv dan penggunaan zat desinfeksi. Tujuan utama dari proses sterilisasi adalah untuk mematikan mikroorganisme beserta sporanya yang berpotensi menyebabkan kontaminasi pada sampel uji.

B. Macam-Macam Metode Sterilisasi

Berdasarkan prinsip cara kerjanya sterilisasi dapat dilakukan menggunakan 3 metode, yaitu secara mekanik (filtrasi), fisik dan kimiawi.

1. Sterilisasi Mekanik atau Filtrasi

Sterilisasi secara mekanik / filtrasi / penyaringan adalah metode sterilisasi menggunakan kertas saring berpori sangat kecil untuk menyaring mikroorganisme. Sterilisasi dengan metode ini hanya digunakan untuk zat cair dan memiliki sifat tidak tahan panas dan tekanan tinggi.

Ukuran pori kertas saring yang sangat kecil dengan ukuran diameter 0,22 mikron dan 0,45 mikron cukup efektif untuk menyaring bakteri dan jamur. Namun metode ini tidak cocok menyaring virus yang berukuran lebih kecil ukuran pori-pori kertas saring.

Cara kerja dari metode filtrasi adalah kertas saring dimasukkan kedalam suatu wadah mirip corong. Kemudian cairan yang akan di sterilkan dituang di atas kertas saring. Kemudian dibawah corong kertas saring diberi suatu tampungan steril untuk menampung asil filtrasi. Untuk mempercepat proses penyaringan biasanya digunakan alat tambahan berupa alat sedot udara atau vakum. 

2. Sterilisasi Fisik

Sterilisasi secara fisik dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan teknik dan alat yang digunakan. Macam-macam sterilisasi fisik diantaranya adalah sterilisasi pemijaran api, uap air panas, panas kering, uap air panas bertekanan, dan penyinaran sinar UV.

a. Sterilisasi Pemijaran

Sterilisasi pemijaran dilakukan memanaskan secara langsung di atas api bunsen hingga memijar. Teknik ini sering digunakan untuk menyeterilkan ujung jarum ose, ujung pinset, tepi cawan petri dan mulut tabung reaksi untuk menghindari kontaminan.

Peralat yang disterilkan dengan teknik ini harus bersifat tahan panas dan tidak mudah rusak apabila kontak langsung dengan api yang membara.

b. Sterilisasi Uap Air Panas

Teknik sterilisasi menggunakan uap air panas mirip dengan kegiatan mengukus makanan. Uap air panas yang dihasilkan dari pemanasan air akan membunuh mikroorganisme kontaminan. Nama lain dari teknik sterilisasi ini adalah Tindalisasi.

Pada teknik Tindalisasi pemanasan dengan uap dilakukan secara berulang, yaitu sebanyak 3 kali penguapan. Setiap kali dilakukan penguapan diberi jeda waktu selama 24 jam. Jeda waktu berfungsi untuk menghindari terbentuknya spora, sehingga dapat membunuh semua mikroorganisme kontaminan.

Sterilisasi dengan uap air panas bermanfaat untuk mensterilkan bahan-bahan yang mudah rusak apabila terpapar suhu tinggi atau tekanan tinggi, misalnya bahan dari protein dan antibiotik. Namun, kekurangan dari metode ini adalah uap air panas yang dihasilakan hanya berkisar 80-100 °C, sehingga tidak mampu membunuh spora mikroorganisme dalam satu kali sterilisasi.

c. Sterilisasi Uap Air Panas Bertekanan

Teknik sterilisasi dengan uap air panas bertekanan adalah sterilisasi yang memanfaatkan uap air panas bertekanan tinggi seperti halnya pada panci presto daging (pressure coocker). Alat yang digunakan dalam teknis sterilisasi  ini adalah Autoclave. 

Cara kerja alat Autoclave mirip seperti sebuah panci presto elektrik yang berukuran besar. Saat sedang beroperasi Autoclave mampu menghasilkan uap air panas hingga mencapai suhu 121 °C. Suhu yang melebihi titik didih air dihasilkan karena adanya tekanan gas pada ruang autoclave yang mencapai 2 Atm (atmosfer). Suhu dan tekanan yang sangat tingi secara langsung akan membunuh sel mikroorganisme beserta spora yang terbentuk.

Autoclave termasuk alat yang efektif untuk sterilisasi karena waktu penggunaanya cukup singkat sekitar 10-15 menit. Kelebihan lain dari Autoclave adalah sangat cocok untuk mensterilkan alat-alat dan bahan-bahan yang tahan panas dan tekanan gas tinggi. Namun sayangnya tidak semua alat dan bahan di laboratorium yang tahan panas dan tekanan gas tinggi.

d. Sterilisasi Panas Kering

Teknik sterilisasi panas kering pada prinsipnya adalah melakukan sterilisasi dengan suhu tinggi menggunakan alat pemanas berupa oven. Panas yang dihasilkan oleh oven dalam melakukan proses sterilisasi sekitar 160-180 °C. Sel bakteri, jamur atau virus akan terdehidrasi atau kehilangan cairan dan merusak proteinnya apabila berada pada suhu tinggi.

Waktu yang dibutuhkan pada teknik sterilisasi panas kering kurang lebih selama 30 menit. Kekurangan dari sterilisasi panas kering ini adalah hanya diperuntukkan untuk alat yang tahan panas, dan juga bahan-bahan yang terbuat dari serbuk dan minyak. 

e. Sterilisasi Penyinaran UV

Teknis sterilisasi dengan penyinaran sinar UV adalah dengan memnafaatkan kekuatan sinar UV untuk membunuh mikroorganisme. Sinar UV yang paling efektif untuk membunuh membunuh bakteri, jamur atau virus berada pada panjang gelombang 185 - 254 nanometer (nm).

Cara kerja sinar UV dalam membunuh mikroorganisme adalah dengan menembus membran sel dan merusak DNA/RNA. Ikatan hidrogen dalam DNA/RNA mikroorganisme akan terputus sehingga mengacaukan proses sintesis protein pada sel.

Saat wabah COVID-19 ini masih menjangkiti seluruh belahakan dunia, sinar lampu UV sangat bermanfaat membunuh virus COVID-19 yang terdapat di rumah sakit ata bangsal-bangsal isolasi pasien. Dengan bantuan robot, secara otomatis lampu UV dapat diarahkan untuk mensterilkan sudut-sudut ruangan.

Teknik sterilisasi dengan memanfaatkan sinar UV memang cukup efektif, namun juga beresiko apabila terpapar secara langsung pada tubuh yaitu dapat menyebabkan kebutaan bahkan kanker kulit.

3. Sterilisasi Kimiawi

Prinsip sterilisasi kimiawi adalah dengan menggunakan zat-zat kimia yang memiliki sifat mikrobisidal atau membunuh mikroorganisme. Zat kimia yang digunakan adalah berupa desinfektan dan antiseptik tergantung peruntukannya.

Jenis desinfektan dan antiseptik cukup beragam, seperti alkohol, hidrogen peroksida, iodine, trichlosam dll. Sterilisasi kimiawi hanya cocok digunakan untuk mensterilisasi permukan benda / alat-alat laboratorium, dan tidak dapat untuk mensterilkan bahan atau media.

C. Sumber & Referensi

  • Madigan, M.T. 2021. Brock Biology of Microorganism. Pearson Education, Inc. USA.
  • Purnawijayanti, H.A. 2001. Sanitasi, Hygine dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Kanisius, Yogyakarta.
  • Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti, Jakarta. 

0 Response to "Macam - Macam Sterilisasi dan Alat yang Digunakan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel