Vaksin - Definisi, Sejarah Penemuan dan Jenis-Jenisnya


Apabila seseorang sakit akbibat terinfeksi virus atau mikroorgansime lainnya, kemudian setelah beberapa hari tubuh akan kembali sehat meskipun tanpa diobati. Hal ini karena secara alamia tubuh memiliki mekanisme sistem imun yang berfungsi untuk membunuh virus atau mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh. Namun pada beberapa kasus sistem imun tubuh gagal untuk mencegah terjadinya infeksi. Untuk mengatasi masalah maka itu ditemukanlah vaksin.

{tocify} $title={Daftar isi}

A. Definisi Vaksin

Vaksin secara terminologi berasal dari kata vacca yang berarti sapi yang merujuk awal mula ditemukan. Secara definitif vaksin merupakan cairan yang berisi suspensi mikroorganisme penyakit yang dilemahkan, dibunuh, difragmentasi atau berisi antibodi serta limfosit yang berfungsi untuk melawan penyakit. 

Sebenarnya istilah Vaksin diambil dari bahasa latin yaitu Variolae vaksin cinae atau berarti cacar sapi. Istilah ini dipopulerkan oleh seorang ahli mikroorganisme asal Inggris bernama Edward Jenner saat berhasil menyembuhkan pasien dari penyakit cacar sapi pada waktu itu.

B. Sejarah Penemuan Vaksin

Vaksin pertama kali ditemukan pada tahun 1796 oleh seorang dokter dari Inggris-Berkeley bernama Edward Jenner, yang pada saat itu sedang terjadi wabah cacar air (smallpox). Awalnya Edward Jenner mengamati seseorang yang meminum susu dari sapi yang sedang terserang cacar (cowpox). Lalu orang tersebut menderita penyakit mirip seperti cacar air, namun tidak separah cacar air dengan ditandai bisul-bisul kecil berair di permukaan kulit. Anehnya setelah sembuh orang tersebut tidak terinfeksi cacar air seperti yang diderita oleh orang lain. 

Kemudian Edward Jenner melakukan percobaan dengan mengambil sekresi dan eksudat dari cacar sapi, lalu di oleskan di permukaan kulit yang terluka dari seorang anak laki-laki. Hasilnya adalah pada permukaan kulit anak laki-laki tersebut tumbuh bisul-bisul berisi cairan yang mirip seperti cacar air. Namun anak tersebut tidak mengalami gejala yang parah. 

Setelah sembuh, Edward Jenner menyuntukkan cairan yang berisi penyakit cacar air ke dalam tubuh anak laki-laki tadi. Dan benar seperti dugaannya, bahwa tubuh anak laki-laki tadi sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit cacar air. tersebut tidak terinfeksi cacar air.  Edward Jenner kemudian mempublikasikan penemuannya, dan sejak saat itu cairan tubuh dari sapi yang terfinfeksi cacar digunakan sebagai obat pencegah penyakit cacar air pada manusia. Obat ini kemudian dikenal dengan sebautan vaksin (Vacca). 

Beberapa tahun berikutnya keberhasilan perkembangan vaksin ditunjukkan oleh menurunnya tingkat kematian manusia oleh infeksi penyakit cacar di seluruh dunia.

Perkembangan vaksin berikutnya dilakukan oleh Louis Pasteur yang berhasil membuat vaksin untuk penyakit kolera, antraks dan rabies.

C. Jenis-Jenis Vaksin

Vaksin yang dikenal hingga hari ini memiliki beberapa jenis tergantung metode pembuatannya. 

1. Vaksin Live attenuated (LAV)

Vaksin ini berasal dari virus atau mikroorganisme hidup yang kemudian dilemahkan. Pelemahan dilakukan dengan cara memanaskan agar tidak menimbulkan gejala infeksi yang parah setelah dipaparkan pada tubuh. Contoh vaksin dari virus dilemahkan adalah vaksin polio, vaksin campak, vaksin demam kuning (yellow fever), dan vaksin rubella. Contoh vaksin dari bakteri dilemahkan  adalah vaksin BCG.

2. Vaksin inaktif

Vaksin inaktif dibuat dari virus atau bakteri yang sudah tidak aktif (mati). Bagian komponen virus atau bakteri yang diharapkan dapat memicu reaksi imun untuk menghasilkan kekebalan. Namun jenis vaksin ini tidak seefektif vaksin dari virus atau bakteri yang dilemahkan (LAV). Contoh vaksin dari virus inaktif adalah vaksin polio (injeksi disuntikkan), vaksin influenza, vaksin hepatitis A, dan vaksin rabies. Contoh vaksin dari bakteri inaktif adalah vaksin Pertusis.

3. Vaksin subunit

Vaksin subunit adalah vaksin yang dibuat dari protein yang ditemukan berada di permukaan tubuh virus atau bakteri. Protein ini apabila masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan respon imun hingga menghasilkan kekbalan. Protein inilah yang kemudian dimurnikan untuk bahan membuat vaksin. Contoh vaksin subunit adalah vaksin tetanus, difteri, dan batuk rejan (pertusis).

D. Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi

1. Vaksinasi

Vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin ke dalam tubuh baik dengan cara diteteskan (oral) atau disuntikkan (injeksi). Tujuan vaksinasi adalah untuk merangsang sistem imun tubuh untuk memproduksi antibodi untuk menangkal suatu penyakit.

Vaksinasi disebut juga dengan imunisasi pasif, karena pada prinsipnya menstimulasi terbentuknya sistem kekebalan sehingga dapat mengenali penyakit dan melindungi dari infeksi di masa mendatang. 

Vaksinasi juga merupakan strategi umum untuk mengontrol, menghilangkan, memberantas, atau menahan penyakit (strategi imunisasi massal) agar memutus rantai penyebarnnya. 

2. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses membuat seorang menjadi resisten atau tahan terhadap suatu penyakit menular yang spesifik. Imunisai memiliki 2 jenis metode yaitu imunisasi aktif dan pasif. Pada prinsipnya imunisasi aktif dan vaksinasi memiliki kesamaan yaitu untuk merangsang terbentuknya kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Namun imunisasi pasif adalah dengan menggunakan antibodi yang secara langsung dimasukkan ke dalam tubuh untuk melawan penyakit.

Antibodi biasanya diperoleh dari orang lain yang sudah terpapar oleh suatu penyakit dan sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut. Imunisasi pasif dengan antibodi sangat penting terutama bagi pasien yang sudah berusia lanjut karena sistem imunnya sudah melemah, atau seseorang yang memiliki riwayat penyakit immunocompromise sehingga sistem imunya tidak aktif. Selain itu ada beberapa patogen yang sulit dikenali oleh sistem imun tubuh sehingga tubuh tidak dapat membentuk antibodi.

Contoh imunisasi pasif adalah donor plasma convalescent dari pasien yang telah dinyatakan sembuh dari penyakit Covid-19 kepada seseorang yang sedang menjalani pengobatan Covid-19. 

E. Sumber & Referensi

  • https://www.britannica.com/science/vaccine
  • https://medigo.id
  • https://nps.org.au
  • Lahariya, Chandrakant. 2016. Vaccine epidemiology: A review. J Family Med Prim Care. 5(1): 7–15.
  • Pelczar, M.J dan Chan, E.C.S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press: Jakarta.
  • Sunarti. 2012. Pro Kontra Imunisasi. Yogyakarta: Hangar Kreator.

0 Response to "Vaksin - Definisi, Sejarah Penemuan dan Jenis-Jenisnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel